Selasa, 16 Februari 2016

Semoga

Setahun lebih pergi meninggalkan kampus ini, banyak perubahan yang terjadi dan itu merupakan bagian dari dinamika organisasi serta tantangan sebuah pendidikan tinggi dalam menjalankan fungsinya yaitu tridharma (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). Dari sisi internal, sumber daya manusia yang ada kini semakin bertambah karena kompleksitas pekerjaan setelah berubahnya status dari sekolah tinggi menjadi universitas, adalah Pembantu Rektor II yang memiliki tugas dan tanggung jawab mengelola sumber daya yang dimiliki, satu jabatan yang berdasarkan pengalaman dimasa lalu sering menimbulkan gesekan-gesekan baik dengan atasan maupun dengan bawahan. Namun, saya melihat suasana kerja yang cukup kondusif, hubungan kekeluargaan antar karyawan cukup terjaga, kerjasama dan kekompakan antar karyawan terlihat cukup solid, kalaupun ada gesekan rupanya Pembantu Rektor II cukup cepat tanggap untuk segera menyelesaikannya secara kekeluargaan.
Kemajuan yang cukup cemerlang bisa terlihat dari perjalanan sejarah kampus ini, dimulai pada tahun 2009 melalui SK Mendiknas RI No.98/D/O/2009 maka berdirilah sebuah sekolah tinggi dengan nama STKIP Islam Bumiayu dengan pilihan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Matematika dan Pendidikan Fisika. Pada tahun 2012, Yayasan Wakaf Perguruan Ta’allumul Huda Bumiayu kembali mendirikan sekolah tinggi yang diberi nama STIE Islam Bumiayu dengan pilihan program studi yaitu Manajemen dan Akuntansi. Dua sekolah tinggi sudah dimiliki, STKIP Islam Bumiayu yang berdiri tahun 2009 dan STIE Islam Bumiayu yang berdiri tahun 2012 yang pada saat itu diresmikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhammad Nuh, DEA sekaligus meresmikan gedung baru milik STKIP Islam Bumiayu dan STIE Islam Bumiayu yang berdiri megah dipinggir jalan raya Tegal – Cilacap.
Masih teringat betul, dalam pidato Mendikbud RI Muhammad Nuh dalam sambutannya ketika Meresmikan STIE Islam Bumiayu dan Gedung kampus STKIP dan STIE Islam Bumiayu menyampaikan bahwa “Yayasan sudah memiliki dua sekolah tinggi, tinggal satu langkah lagi untuk berubah menjadi sebuah Universitas” dan kalimat itupun direspon cepat oleh Dewan Pembina Yayasan yaitu Prof. Dr. Yahya A Muhaimin (Mendiknas RI 2009-2002) dengan terus mendesak kinerja tim pendirian universitas untuk segera menyelesaikan tugasnya yaitu memenuhi berkas-berkas persyaratan pendirian universitas. Dan pada akhirnya, tepat lima tahun setelah STKIP Islam Bumiayu berdiri, melalui SK Mendikbud RI No.427/E/O/2014 STKIP Islam Bumiayu dan STIE Islam Bumiayu berubah menjadi Universitas dengan nama Universitas Peradaban.
Kini, Universitas Peradaban eksistensinya di karesidenan Pekalongan dan Banyumas sudah cukup mantap, tinggal mengembangkan Universitas ini sehingga mampu menjadi salah satu Universitas swasta terbaik di Jawa Tengah, semoga...!

Bersambung...


Senin, 01 Februari 2016

Kembali ke 'Khittah"

Secarah harfiyah, Kata "khittah" berasal dari bahasa arab yang berarti "garis". Kaitannya dengan keputusan saya kembali ke Bumiayu dan "ngampus" lagi, bermakna kembali ke garis perjuangan, sebuah usaha untuk mengukir sejarah menjadi bagian dari lahirnya sebuah universitas di Bumiayu yaitu Universitas Peradaban Bumiayu.

Satu tahun empat bulan kehilangan aktivitas "ngampus" cukup membuat saya rindu akan suasananya, rindu berbagi wawasan, motivasi dan pengalaman kepada mahasiswa dikelas, rindu dengan dokumen-dokumen kampus yang selalu diam menanti diselesaikan tanpa bisa diajak bercanda, berbeda dengan mahasiswa dikelas yang selalu merespon dengan baik kata demi kata yang saya sampaikan, canda demi canda yang saya lontarkan untuk mengusir kejenuhan dan rasa kantuk mereka, 

Banyak perubahan yang terjadi dikampus, perubahan status menjadi Universitas tentu membuat banyak hal didalamnya berubah, jumlah mahasiswa terus bertambah, jumlah SDM semakin banyak, dan tentu bertambah pula jumlah kompleksitas masalah yang muncul. Secara formil, eksistensi Universitas Peradaban sudah cukup mantap, butuh orang-orang yang mau bekerja keras untuk mengembangkannya, minggu kedua berkantor saya melihat banyak orang-orang muda yang terlihat memiliki spirit untuk mengembangkan institusi ini. Alhamdulillah modal untuk maju dan berkembang menjadi universitas terbaik di Jawa tengah sudah dimiliki, yaitu SDM yang muda, energik dan punya spirit mengembangkan institusi.