Jumat, 01 Juni 2012

" Decission Maker "

Kalimat penting dalam tulisan kali ini yaitu :
" Akurasi Terhadap Fakta dan Keseimbangan Antara Rasional dan Emosional "
Kalimat diatas merupakan pelajaran penting yang saya dapatkan dari sebuah aktivitas rapat disela-sela padatnya aktivitasku beberapa bulan ini, adalah sebuah sekolah tinggi baru yang bernama STKIP Islam Bumiayu yang telah banyak memberikan kesempatan untuk banyak belajar dari segala bentuk kerjaan, belajar dari segala kalangan, mulai dari seorang Mantan Menteri Pendidikan Nasional (Prof. Dr. H. Yahya Muhaimin), Kalangan Top Manajemen STKIP, Kalangan Top Manajemen Yayasan Perguruan Ta'allumul Huda Bumiayu.
Banyak belajar dari segala bentuk kerjaan itu berawal dari sebuah tugas tambahan penting yaitu menjadi Ketua Pelaksana Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru yang sampai tulisan ini dibuat masih dalam proses bekerja, kemudian dibulan maret 2012 dalam sebuah kegiatan Peresmian STIE Islam Bumiayu dan Peresmian Gedung Kampus dipercaya untuk menjadi Sekretaris Kegiatan tersebut, dan yang paling mutakhir dan paling saya anggap merupakan tugas yang prestise yaitu Menjadi Sekretaris Pendirian Universitas Peradaban Indonesia, sebuah tugas yang membuat saya punya kesempatan untuk mengukir sejarah ikut berperan dalam pendirian sebuah lembaga pendidikan yang kedepan saya yakin akan menjadi lembaga besar dan penting di kabupaten Brebes dan Provinsi Jawa Tengah umumnya.
Belajar dari berbagai kalangan diantaranya dari seorang Prof. Dr. H. Yahya A Muhaimin, sebuah kalimat yang disampaikan dalam sebuah rapat terbatas dirumah beliau. Kalimat tersebut berbunyi " Seorang Decission Maker Membutuhkan Keakuratan Terhadap Fakta dan Keseimbangan Antara Rasional dengan Emosional" yang dapat saya terjemahkan adalah bahwa menjadi seorang pemimpin harus jeli dalam menggali fakta-fakta dari sebuah peristiwa, sebuah peristiwa akan memiliki implikasi yang sangat luas jika dilihat dari berbagai sudut pandang, keakuratan dalam memahami fakta-fakta dan dukungan dari data-data dari berbagi pihak adalah hal yang absolut.
Kesimbangan antara Rasional dan Emosional kalau saya coba terjemahkan adalah bahwa seorang Pemimpin setelah menemukan fakta-fakta dan data otentik dari sebuah peristiwa maka sebelum mengambil keputusan atau kebijakan, langkah berikutnya yaitu menggunakan Rasionalnya yang dipertimbangkan dengan emosional, mempercayakan 100% keputusan terhadap fakta maka akan sangat mungkin membuat cacat keputusan itu.Oleh karena itu, fakta-fakta harus dipandang dari sudut emosional sebelum menjadi bahan sebuah keputusan atau kebijakan sehingga akan terjadi keseimbangan antara Rasional dengan Emosional.
To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar