Setahun lebih pergi meninggalkan kampus ini, banyak
perubahan yang terjadi dan itu merupakan bagian dari dinamika organisasi serta
tantangan sebuah pendidikan tinggi dalam menjalankan fungsinya yaitu tridharma
(pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). Dari sisi internal,
sumber daya manusia yang ada kini semakin bertambah karena kompleksitas
pekerjaan setelah berubahnya status dari sekolah tinggi menjadi universitas,
adalah Pembantu Rektor II yang memiliki tugas dan tanggung jawab mengelola
sumber daya yang dimiliki, satu jabatan yang berdasarkan pengalaman dimasa lalu
sering menimbulkan gesekan-gesekan baik dengan atasan maupun dengan bawahan.
Namun, saya melihat suasana kerja yang cukup kondusif, hubungan kekeluargaan
antar karyawan cukup terjaga, kerjasama dan kekompakan antar karyawan terlihat
cukup solid, kalaupun ada gesekan rupanya Pembantu Rektor II cukup cepat
tanggap untuk segera menyelesaikannya secara kekeluargaan.
Kemajuan yang cukup cemerlang bisa terlihat dari
perjalanan sejarah kampus ini, dimulai pada tahun 2009 melalui SK Mendiknas RI
No.98/D/O/2009 maka berdirilah sebuah sekolah tinggi dengan nama STKIP Islam
Bumiayu dengan pilihan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Matematika dan Pendidikan Fisika. Pada
tahun 2012, Yayasan Wakaf Perguruan Ta’allumul Huda Bumiayu kembali mendirikan
sekolah tinggi yang diberi nama STIE Islam Bumiayu dengan pilihan program studi
yaitu Manajemen dan Akuntansi. Dua sekolah tinggi sudah dimiliki, STKIP Islam
Bumiayu yang berdiri tahun 2009 dan STIE Islam Bumiayu yang berdiri tahun 2012
yang pada saat itu diresmikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Muhammad Nuh, DEA sekaligus meresmikan gedung baru milik STKIP Islam Bumiayu
dan STIE Islam Bumiayu yang berdiri megah dipinggir jalan raya Tegal – Cilacap.
Masih teringat betul, dalam pidato Mendikbud RI Muhammad
Nuh dalam sambutannya ketika Meresmikan STIE Islam Bumiayu dan Gedung kampus
STKIP dan STIE Islam Bumiayu menyampaikan bahwa “Yayasan sudah memiliki dua
sekolah tinggi, tinggal satu langkah lagi untuk berubah menjadi sebuah
Universitas” dan kalimat itupun direspon cepat oleh Dewan Pembina Yayasan yaitu
Prof. Dr. Yahya A Muhaimin (Mendiknas RI 2009-2002) dengan terus mendesak
kinerja tim pendirian universitas untuk segera menyelesaikan tugasnya yaitu
memenuhi berkas-berkas persyaratan pendirian universitas. Dan pada akhirnya,
tepat lima tahun setelah STKIP Islam Bumiayu berdiri, melalui SK Mendikbud RI
No.427/E/O/2014 STKIP Islam Bumiayu dan STIE Islam Bumiayu berubah menjadi
Universitas dengan nama Universitas Peradaban.
Kini,
Universitas Peradaban eksistensinya di karesidenan Pekalongan dan
Banyumas sudah cukup mantap, tinggal mengembangkan Universitas ini sehingga mampu menjadi salah
satu Universitas swasta terbaik di Jawa Tengah, semoga...!
Bersambung...
Bersambung...